Livia dan saya sama-sama pake baju biruu :D |
Saat itu adalah hari libur. Yap..
libur disaat nyepi. Awalnya aku berfikir kalau minggu ini tak pulang
kampung. Tapi entah kenapa jadi goyah
sekaligus galau J.
Kakakku memang sudah berniat untuk ke Kudus minggu ini. Nah sebelum pulang,
malam harinya ibu nelfon. Singkat cerita, ibu berkata agar aku pulang saja
minggu ini, disisi lain ada acara yang ingin aku ikuti di jumat pagi di
Tembalang. Dikatakan beliau bahwa bapak beli TV baru, kebetulan memang ketika
minggu lalu saat aku pulang TV di ruang tamu kami rusak.
Bisa buat twitteran lho Lin, udaah pulang saja sama mbak
tambah beliau. Waaah.. beliau memang tahu kalau anaknya ini
hobinya twitteran. Hehehe.
Karena tergiur untuk twitteran di
rumah plus permintaan ibu untuk pulang saja, maka ku putuskan untuk
pulang. Dan
sesampainya di rumah, tak kutemui TV baru yang diceritakan ibu. Kami tertipu.
Hahaha. Kangen banget kali ya ibu sampe
bilang gitu biar anaknya pada pulang, hehe. Namun sebelum pulang, kusempatkan
untuk mengikuti acara mentoring bersama yang diadakan oleh rohis di prodiku,
NUANSA. Acaranya seru, senam SKJ bersama kemudian ada games “ranking 1” juga.
Sayangnya yang berkenan mengikuti acara ini sedikit(banget).
Well, setelah mengikuti acara
tersebut aku dan temanku yang kebetulan dari Kudus juga berencana pulang.
Alhamdulillah ada temennyaa.. sekian lama selalu pulang sendiri L . Waktu menunjukkan
pukul 1 siang. Kami bertemu di patung kuda.. haha. Entah
kenapa mata saya agak rabun saat itu. Dari kejauhan, kubaca tulisan di kaca
depan sebuah bus “FACEBOOK” setelah bus tersebut mendekat ternyata “FREEDOM”.
Ya Allah Jauh banget yaaaaa -____-“.
Let’s go! Saya dan teman saya
yang bernama Livia(aka Lutfia Harsoyo aka Lulu) bergegas mencari bus menuju
sukun. Sesampainya disana, tak langsung kami temui bus jurusan Solo. Dan kami
putuskan untuk menunggu di dekat pemberhentian bus biasanya. Kami lewati seorang mbak-mbak yang sepertinya
juga sedang menunggu. Lumayan lama kami menunggu kedatangan bus. Iseng-iseng ku
baca lagi tulisan di kaca depan bus yang lewat.
Kali ini mata saya rabun lagi, entahlah. Tulisan yang seharusnya dibaca
“Duta Santosa”aku baca “Smg-Salatiga”. Astagfirullah... jauuuuuuhhh bangeeett J.
Selanjutnya, saat saya menoleh ke
arah mbak-mbak yang tadi berdiri di sebelah kami, mataku terperangah, punya
Livia terperosok malah,hahaha. Tak kutemukan sosok mbak-mbak itu. Embaaaakkk,
Dimanakah dikau beradaaa.. rindu hati ingin jumpaaa meski lewat nadaaa. Hahaha,
lagu siapa yaa lupa saya.
Pelan-pelan ku katakan pada
Livia,
Luuu.. mbak yang disampingmu kok ga ada??
Menolehlah si Livia mencari
mbak-mbak itu, namun dia pun tak menemukannya.
haaa... ga ada. Mengerikan
Dan saat aku menoleh kebelakang, ternyata
mbak yang tadi kami cari sedang duduk.
Ku tolehkan kembali wajahku ke
arah jalan, dan pelan ku katakan lagi pada Livia,,
hhhh.. mbaknya di belakang kita J
Hwahahahahahahahahaha, kita
berdua tertawa tipis dan agak tertahan karena rasa malu sama mbaknya tadi.
Hmmm...finally bus yang kami
tunggu datang. Disepanjang jalan menyusuri tol kami tak hentinya tertawa
mendengar cerita masing-masing. Tak
memperdulikan apa pikiran orang-orang di dalam bus yang melihat kami. Yang
masih ku ingat, saat ku bertanya pada Livia
Eh lihat deh, di jalan tol sebelah kiri itu lho banyak banget bunga yang warnanya kuning-kuning, hampir semuanya malah. Itu apasih namanya?
namanya Bunga TolJawabnya tanpa dosa. hwaahahahaha
Next, berlanjut ke bus
Semarang-Kudus. Saat di perjalanan, kami
melihat bapak-bapak yang berada di tumpukan jerami, perlahan bapak itu melewati
persimpangan jalan dan penampakannya seperti sedang berada di atas truk dengan
laju X km/jam. Tapi beliau membawa
ranting daun seperti gembala kuda. Karena bus kami agak tinggi, itulah
penampakan yang mungkin bisa saya tangkap saat itu. Setelah agak kejauhan,
ternyata beliau memang mengendarai kuda. Spechless dilanjutkan tawa agak
ditahan karena malu dengan penumpang yang lain. Hehe.
Kelucuan tak berhenti disitu,
entah kenapa kursi di depan kami bergetar seperti kerasukan roh halus. Kesan
horor agak meliputi, namun kami tersadar kala ada penumpang yang menduduki
kursi tersebut hingga getaran itu berhenti.
Selanjutnya , kami tertawa melihat penumpang sebelah yang kayaknya heboh
sendiri sama hpnya. Setelah kami amati,
ternyata mas-mas tersebut sedang nyari
dimana lubang buat headsetnya. Dan setelah beberapa kali mencoba
akhirnya menyerah, gak jadi. Benar-benar kasihan.
Oh iya, saya jadi teringat akan
seorang pengamen yang mengambil hp orang yang ketinggalan di kursi bus.
Kejadian itu terjadi sesaat setelah kami duduk di bus. Awalnya kami mengamati
gerak-gerik pengamen tersebut. Namun kami agak lengah dan akhirnya dia
memasukkan hp yang ditemuinya ke dalam saku. Astagfirullah.. ampuni kami ya
Allah. Kami bingung apa yang harus kami lakukan saat itu. Si pengamen bersama
temannya saat itu. Dalam fikiran saya pun agak takut.
Semoga si pemilik diberi ganti
yang lebih baik dan si pengamen juga diampuni dosanya. Cerita ini bukannya menyudutkan pengamen. Maaf
banget. Tidak ada maksut sama sekali. Hanya menyampaikan apa yang kami lihat.
Hendaknya semua pihak berhati-hati kala berada di tempat umum, utamanya
fasilitas umum.