Selalu ada yang menarik di kalkulus
Itulah satu dari sekian kesan yang saya
dapatkan setelah hampir tiga semester berjuang bersamanya. Kalkulus I, Kalkulus
II, daaan ffuuuuhhh.. akhirnya kalkulus III. Tapi jangan berpikir dulu kalau
saya pasti pecinta kalkulus, oh jangan dulu hehe. Belum sepenuhnya menjadi
pecintanya namun, masih dalam taraf berusaha mencintainya #eyaaaaaa. Ingat! Itu satu dari kesekian kesan, pembaca
bisa menafsirkan sendiri bagaimana dengan kesan yang lainnya, sepertinya saya
bakal sepakat dengan Anda, hehe.
Start from kalkulus I, kalau dari
materinya masih agak familiar dengan matematika di bangku abu-abu. Eitss, saya
mau bahas keunikan yang ditampilkan dosen kalkulus saya sajalah daripada yang
baca udah pusing duluan gara-gara bahasan pertama saya tentang materi kalkulus
haha.
Di Kalkulus I, saya cukup welcome dengannya. Di bantu dengan dua ibu dosen
yang sabar dan baik hati, perlahan-lahan bersama satu angkatan yang masih
unyu-unyu(red-maba) menyelami dan mendalaminya. Agak panik saat uts, uas
berlalu begitu saja dengan kekecewaan dan penyesalan(mungkin). Tapi disini
perlu tahu juga kalau dosen yang mengajar kami subhanallah baiknya. Entah apa
kebaikannya, saya lupa.Tapi seingat saya kebaikannya itu subhanallah banget,
memori itu untuk sekarang mungkin sejenak terlupa, tapi semoga suatu saat bisa
teringat kembali.maaf yaa hehehe
Kalkulus II, bertemu dengan dua bapak
super . Dosennya baik banget, bapaknya humoris, jadi semangat belajar
kalkulusnya, ehmm... sebenernya sekarang(pada saat penulisan tulisan ini) juga agak
lupa-lupa inget sih kesannya. Tapi insyaAllah jasa beliau di dunia
perkalkulusan bakal terkenang.
Fokus dari tulisan ini juga
sebenarnya kalkulus III, wajar ya.. baru anget-angetnya dan ini yang jadi
inspirasi untuk nulis tulisan ini.
Jadi, tiap kuliah dalam satu
semester itu biasanya(terkecuali makul tertentu)ada dua dosen yang mengampu.
Dosen pertama mengajar dari awal semester hingga tengah semester(sampai uts).
Sedangkan dosen kedua ngajar lanjutannya, tengah semester hingga akhir
semester(hingga uas). Naaah... untuk dosen yang pertama, beliau tiap masuk
kelas selalu memberi nasihat kepada kami, lewat cerita biasanya. Dalam
perkuliahannya, beliau menuntut banget mahasiswanya agar aktif, nuntuuuutt
banget. Aktif nyari-nyari materi, entah dari kakak kelas, buku-buku maupun
sumber yang lain. Intinya yang bikin beliau super antara beliau dengan kuliah
kalkulus adalah cerita-cerita beliau.
Tak jarang saat perkuliahan, saya
dan teman saya Riza iseng buat banyak-banyakan menulis quotes dari yang beliau
ucapkan. Sepele sih, gak jelas dan kurang kerjaan juga sebenarnya kegiatan kami
ini, tapi saat diselami lebih jauh, kita manggut-manggut dan bilang “Oh iya
yaaa” super sekali bukaaan?? Tapi kegilaan kami tak sampai disitu. Sesampainya
di kosan, ada perlombaan lagi. Karena kami anak twitter, jadilah quotes-quotes
yang kami tulis tadi sebagai tweet yang muncul dari timeline kami, daripada
mubazir, mending di share ke yang lain barangkali bisa bermanfaat juga buat
teman yang lain hehe. Tak lupa dengan hashtag SQ (#SQ) dengan semangat kami
melancarkan aksi ngetweet, reviewnya bisa dibaca di blog tetangga nih hahaha>>#SQ ?? What’s that ??
Next, akhirnya uts... dosennya
pun sekarang sudah ganti pemirsaa.
Pagi itu, Selasa pukul 07.30
kurang saya sudah berada di ruang kelas. Berusaha gak telat. Dan ternyata
beruntung banget gak telat. Perlahan beliau masuk dan memulai perkuliahan
dengan suaranya yang tentram banget buat belajar kalkulus(semoga). Beliau
agaknya suka dengan kedisiplinan. Beliau berkata,
“ Jika kalian telat 15 menit, jangan masuk kelas ya daripada mengganggu yang lain. Begitu juga kalau saya yang telat 15 menit, kalian pulang saja. Berati gak ada kuliah. Kalian jangan lama-lama menunggu, ya kecuali bagi Anda yang hobinya menunggu. Saya itu gak bangga kalau kalian lama-lama menunggu saya, justru saya kasihan. ”
Kemudian selang 20 menit
kemudian, ada seorang mahasiswa yang mengendap-endap masuk kelas, langkahnya
terhenti layaknya penyusup yang sudah kepergok
“Boss.. kuliah jam berapa boss??”
“Jam set 8 pak”
“Sekarang jam berapa boss? Sudah telat berapa menit boss?”
“20 menit pak”
“Yasudah boss, pertemuan pertama saya maklumi, saya curiga kalau telat sudah menjadi membudaya di mahasiswa sekarang. Mungkin juga ada mahasiswa yang rasanya kuliah belum puas kalau gak telat dulu”
Ungkap beliau sesuai dengan fakta yang ada hehe
*ngajar lagi* pelan-pelan
penyusup lain (red-temen sekelasku) masuk lagi
“Boss.. kuliah jam berapa boss?”
Bingung dia mau jawab apa dan
balik nanya ke temen-temen di deketnya.
Bla bla bla.. di skip yaa saya
lupa percakapannya gimana hehehe. Lucu ya beliau memanggil kami boss. Hingga pulang kampus, timeline jadi lumayan penuh sama #boss hahaha
Beliau melanjutkan dengan
mengucapkan kalimat ini, kalimat yang #jlebb dan sejenak menyadarkanku dan
beberapa teman-teman sekelas (maybe).
Ingat! Di belakang Anda, banyak orang yang mengharapkan Anda sukses
Sembari mangut-mangut tiba-tiba
keinget bapak-ibu,
“Saya yakin Anda jika saya tanya “siapa orang yang Anda kangeni saat ini” jawabannya adalah orang tua kalian. “
Iya pak! Bener banget. Rasanya
pengen teriak seperti itu.
Yah.. beliau menyebut itu sebagai
intermezzo, bukannya menghakimi yang berangkat telat. Tapi kalau dari sisi saya
justru jadi sebuah perenungan. Ituu *gaya Mario Teguh*